Site icon Media Investigasi Care

Diduga Aniaya Kader HIPMI Sumut, Oknum DPRD Dilaporkan Ke Polisi

MEDIAINVESTIGASICare.id – Independen Dan Farmasi Kesehatan | Sumut.

 

Medan-Padang Sidempuan_Oknum anggota DPRD Sumut AF Cs dilaporkan ke Polres Padangsidimpuan_Sabtu (18/2/2023) dinihari. Laporan itu tertuang dalam Nomor : LP/ B/ 67/ II/ 2023/ SPKT/ Polres Padang Sidempuan Polda Sumatera Utara, tanggal 18 Februari 2023.

Sebab, AF yang disebut sebagai Ketua DPW salah satu Partai itu diduga telah melakukan penganiayaan secara bersama-sama (pengeroyokan, red) terhadap korban Riduwan Putra Saleh (31), warga Pasar VII Tembung, Kabupaten Deliserdang.

“Saya tidak tahu apa masalahnya, tiba-tiba saya ditendang dan dipukuli. Ada sekitar empat orang yang mengeroyok saya”, sebut Riduwan kepada wartawan, Sabtu (18/2/2023) malam.

Kata Riduwan, pengeroyokan itu terjadi di lantai II salah satu hotel di Padang Sidempuan. Dia dan gerombolan pelaku bertemu karena hendak menghadiri acara yang sama.

“Tapi, tiba-tiba dia (terduga pelaku) langsung mengeroyok saya. Yang saya laporkan empat orang”, terang kader HIPMI Sumut tersebut.

Akibat penganiayaan itu sejumlah bagian tubuh korban mengalami memar, seperti kepala, bawah mata, leher dan pundak, “Saya sudah visum dan buat laporan di Polres Padang Sidempuan”, akunya.

Menurut dia, pada malam pengeroyokan itu AF terkesan bersikap arogan. Meski telah dilerai aparat, namun AF malah membentak, “Karena beliau (terlapor) saat dilerai mencoba melepaskan diri untuk mengejar saya kembali sambil mengancam akan menghabisi saya dengan gaya arogannya dan menunjuk ke saya dengan suara yang lantang”, kecam Riduwan.

Dia berharap, laporannya dapat segera diproses dan terlapor diperiksa agar tidak ada lagi oknum Legislatif yang bertindak semena-mena dan merasa hebat, “Ini kan untuk efek jera juga bang. Saya minta kepolisian untuk dapat segera memproses laporan saya”, pinta Riduwan.

Sementara, oknum anggota DPRD Sumut, AF mengaku dirinya sebagai Ketua Seni Beladiri Tapak Suci Sumut. Sebagai sesama anggota perguruan biasa terjadi kontak fisik. Apalagi, antara senior dan junior.

“Hal yang biasa itu di perguruan Tapak Suci pukul-pukulan. Cuma dia melawan sama senior, itu yang membuat kawan-kawan geram. Dia kan (korban) masih junior”, ujarnya seraya menambahkan peristiwa itu disebabkan adanya mandat yang tumpang tindih.

Sementara, menurut Yopie H.I Batubara bidang 10 (pemuda, olahraga, pendidikan dan riset) saat dikonfirmasi via telepon mengatakan, ini harus ditindak dengan cepat, agar hal-hal seperti ini tidak menjadi masalah yang sepele, apalagi tingkat kriminal di Sumut ini menjadi sorotan untuk di tataran nasional.

 

 

Rudi

Bagikan :
Exit mobile version